Jumat, 10 Oktober 2014

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENJALANKAN PERDAGANGAN ELEKTRONIK (E-COMMERCE)



MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENJALANKAN PERDAGANGAN ELEKTRONIK   (E-COMMERCE)

6.1 PERDAGANGAN ELEKTRONIK
            Bebrapa orang mendefinisikan perdagangan elektronik (yang disebut juga e-commerce) dengan sangat sempit. Definisi sempit yang mereka berikan hanya meliputi transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan penlangan dan pemasok, yang menghubungkan komputer mereka masing-masing melalui internet. Definisi yang sempit seperti ini mengartikan bahwa hanya transaksi-transaksi yang melintasi batas perusahaan saja yang dapat diklasifikasikan sebagai e-commerce. Jika suatu transaksi tetap berada didalam batas perusahaan, orang-orang ini akan menyebutnya sebagai tansaksi bisnis elektronik.
            Kita akan melihat pandangan luas e-commerce, yaitu bahwa e-commerce dapat memfasilitasi operasi internal maupun eksternal perusahaan. Ddengan pandangan ini, istila bisnis elektronik dan perdagangan elektronik akan sama. Banyak operasi perusahaan adalah internal – dilaksanakan didalam batas perusahaan oleh bidang bisnis keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain. Bisnis telah mengalami penyebaran secara fisik, dengan pabrik yang beralokasi diberbagai daerah, atau bahkan diberbagai negara.
            6.1.1 E-Commerce di Luar Batas Perusahaan
            Akan bermanfaaat jika kita membedakan dua jenis e-commerce yang terjadi dengan entitas diluar batas perusahaan. E-commerce bisnis – ke – konsumen (Business – to – consumer – B2C) mengacu pada transaksi-transaksi yang terjadi antara sebuah bisnis dan konsumen akhir produk;     e-commerce bisnis – ke – bisnis (business – to – business – B2B) mengacu pada transaksi antarbisnis dimana tidak ada pihak yang menjadi konsumen akhir. Sebagai contoh, dalam rantai distribusi dari produsen ke distributor ke toko eceran ke konsumen, seluruh transaksi dari satu entitas ke entitas yang lain adalah B2B sampai transaksi terjadi antara toko eceran dengan konsumen, yang merupakan transaksi B2C.
            Transaksi B2B melibatkan jumlah orang yang relatif sedikit, biasanya mereka yang berada didalam kelompok layanan informasi dari perusahaan yang terpengaruh. Orang-orang yang terlibat dalam dalam transaksi B2B biasanya sangat terlatih dalam penggunaan sistem informasi dan mengenal proses bisnis yang terpengaruh oleh transaksi tersebut. Transaksi B2C membutuhkan perbeddaan desain yang mendasar konsumen mungkin tidak memiliki keahlian dalam bidang teknologi informasi, sehingga siti=us WEB  harus memberikan intruksi dan bantuan.
            Layanan informasi memainkan peran penting dalam mengubah hubungan perusahaan dengan lingkungannya. Di masa lalu, konsumen bukan merupakan perhatian utama dari layanan informasi; namun, konsumen menjadi semakin penting artinya akan menjadi fokus utama bagi sebagaian besar perusahaan dimasa mendatang. Seluruh antar muka transaksi dari konsumen hingga pemasok hingga pemerintah dan pihak lainnya terkena dampak dari diterimanya e-commerce secara luas.
6.1.2 Manfaat-manfaat yang Diharapkan dari E-commerce
            Perusahaan melaksanakan e-commerce untuk dapat mencapai perbaikan organisasi secara keseluruhan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan merupakan hasil dari tiga manfaat utama:
a.       Perbaikan layanan pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan.
b.      Perbaikan hubungan dengan pemasok dan komunitas keuangan.
c.       Peningkatan imbalan hasil ekonomis atas pemegang saham dan investasi pemilik.
Manfaat-manfaat diatas akan memberikan kontribusi pada stabilitas keuangan perusahaan dan memungkinkannya bersaing dengan lebih baik didalam dunia bisnis yang semakin luas menerapkan teknologi komputer.
6.1.3 Kendala-kendala E-commerce
Perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem menggunakannya terutama untuk melakukan transaksi dengan pemasok dan pelanggan (pada tingkat sekitar 90%), dan proses-proses utama yang berhubungan dengan pesanan pembeli, transfer pembayaran, dan faktur.
            Ketika ditanyakan mengenai alasan dari kehati-hatiannya, perusahaan menyebutkan tiga kendala dengan urutan sebagai berikut:
a.       Biaya yang tinggi
b.      Kekhawatiran akan masalah keamanan
c.       Peranti lunak yang belum mapan atau belum tersedia.
Masing-masing kendala diatas akan semakin tertantang seiring dengan semakin populernya teknologi dan sistem informasi. Biaya sumber daya komputasi pada akhirnya akan menurun. Keamanan adalah satu maslah bagi transaksi B2B dan B2C. Perusahaan pada umumnya menggunakan jaringan telekomunikasi yang aman yang dimonitori terus-menerus untuk akses yang tidak terotorisasi.
            6.1.4 Ruang Lingkup E-Commerce
            E-commerce memiliki arti penting khususnya bagi beberapa segmen tertentu perekonomian AS kaarena memang menyumbangkan presentase dolar penjualan dalam jumlah besar dalam segmen-segmen tersebut. Adapun tabel menunjukkan beberapa contoh yang menyoroti dampak    e-commerce dalam bidang-bidang tertentu. Coba perhatikan kenaikan presentase penjualan e-commerce sebagai bagian dari total penjualan AS sejak tahun 2000 hingga tahun 2003. Perdagangan elektronik telah mencapai kematangan hingga ketitik dimana ia menjadi sesuatu yang vital bagi perekonomian, dan arti pentingnya juga akan terus berkembang.
Contoh Tabel Presentase Penjualan E-Commerce Versus Total Penjualan di Beberapa Segmen Industri Tertentu

 % E-COMMERCE DARI TOTAL PENJUALAN
SEGMEN INDUSTRI
2000
2003
Produksi Pakaian
20%
24%
Produksi Peralatan Transportasi
46%
50%
Distributor Kendaraan Bermotor
20%
25%
Distributor Obat-Obatan
40%
49%
Ritel Perjalanan dan Reservasi
24%
25%

6.1.5 Jalan Menuju E-Commerce
            Ketika sebuah perusahaan merasa bahwa manfaat yang diarapkan lebih beasr daripada biaya dan memutuskan untuk mengimplementasikan e-commerce, perusahaan tersebut menyadari bahwa implementasi yang akan dilakukan bisa jadi merupakan suatu pekerjaan yang besar. Rencana bisnis strategis akan membakukan komitmen untuk menggunakan e-commerce guna meraih keunggulan kompetitif. Perusahaan pertama-tama harus memperoleh kecerdasan bisnis (business intellingence) sehingga perusahaan tersebut akan dapat memahami peranan potensial yang akan dimainkan oleh masing-masing unsur lingkungan.

6.2 STRATEGI B2C UNTUK E-COMMERCE
            Nilau uang e-commerce B2B membuat nilai uang e-commerce B2C terlihat begitu kecil. Hanya sekitar 6% dari nilai e-commerce yang dihasilkan oleh B2C. Jadi, mengapa memehami strategi bisnis untuk e-commerce B2C menjadi begitu penting?
            Dua alasan adalah semakin banyaknya jumlah produk dan jasa yang tersedia untuk pengiriman digital dan semakin banyaknya pelanggan yang mampu mengatasi keengganan mereka untuk melakukan pembelian menggunakan WEB.
           
6.2.1 Produk-produk Digital
            Beberapa produk dan jasa tertentu dapat dikirimkan kepada pelanggan melalui internet. Dunia hiburan telah menjadi salah satu produk awal yang mengambil manfaat dari internet.
            Satu perbedaan utama antara pembeli produk-produk digital dengan produk-produk fisik melalui WEB adalah bahwa produk digital dapat digunakan begitu selesai didownload. Perbedaan lainnya adalah bahwa produk itu sendiri akan berpindah ke aset pembelinya. Sebagai contoh, musik yang anda download harus ditempatkan dalam satu file atau pada satu compact disk (CD) atau media penyimpanan lainnya.
            6.2.2 Produk-produk Fisik
            Barang-barang fisik tidak dapat dikonsumsi melalui WEB; sebagai gantinya, harus dikirim kepelanggan. Perusahan-perusahaan yang disebut perusahaan “katalog” telah menghadapi masalah ini selama bertahun-tahun. Pesanan penjualan dapt diambil ahli oleh WEB, tapi penggirim harus tetap dilakukan.
            Berkembannya perusahaan-perusahaan pengirim surat/barang swasta seperti FedEx dan UPS telah secara lansung membantu e-commerce eceran. Perusahaan ini, dan perusahaan-perusahaan lainnya, memberikan sejumlah metode pengiriman alternatif dengan harga yang berbeda-beda. Sebagaian besar perusahaan jasa pengiriman populer menawarkan jasa yang melengkapi aktivitas B2C sebuah perusahaan. Satu nomor pengirim akan diberikan kepada setiap paket yang dihasilkan oleh penjualan. Pelanggan dapat menggunakan situs WEB pengirim untuk melacak status kemajuan paket dari perusahaan sampai penggirimannya hingga ke depan pintu rumah mereka. Jika perusahaan menggunakan waktu pengiriman “3 hingga 10 hari kerja” antara pembelian dan pengiriman yang tidak jelas, maka ia dapat menjadi satu rintangan bagi penjualan B2C.
            6.2.3 Penjualan Maya Versus Campuran
            Penjualan Maya (virtual sales) adalah penjualan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang tidak mengoprasikan tempat berjualan fisik. Dengan penjualan maya, tidak ada toko dimana pelanggan dapat masuk dan membeli produk. Penjualan campuran (hybrid sales) terjadi ketika perusahaan memiliki tempat berjualan secara fisik dan situs WEB dimana pelanggan dapat membeli produk. Satu kesulitan yang dihadapi oleh prusahaan yang menawarrkan penjualan maya adalah memberikan informasi produk yang dibutuhkan tanpa membingungkan pelanggan. Kendala lainnya adalah bahwa gambar merupakan file yang berukuran besar, dan mengomunikasikannya dari situs WEB kekomputer pelanggan akan memakan waktu. Masalah ini dapat dikurangi dengan membatasi jumlah gambar yang ditampilkan sampai pelanggan telah memusatkan perhatian pencarian mereka pada pilihan yang relatif sedikit.
            Satu cara pembayaran atas pembelian yanag semakin populer adalah PayPal. PayPal dapa digunakan untuk mengirimkan uang dari sebuah rekening bank atau kartu kredit kesemua orang yang memiliki alamat e-mail di 45 negara.
            Penjualan campuran terkadang disebut sebagai operasi brick – and – click. Kebanyakan perusahaan memiliki tempat berjualan karena biasannya hal tersebut dibutuhkan untuk rencana bisnisnya. Office depot memiliki tempat berjualan sebelum penjualan melalui internet dimungkinkan. Toko-toko tersebut juga bertindak sebagai etalase bagi produk-produk mulai dari meja dan kursi hingga pensil dan kertas. Beberapa produk, seperti kursi, memiliki kemungkinan lebih besar untuk dijual ketika pelanggan dapat berinteraksi secara fisik dengannya.
            6.2.4 Pemerintahan Elektronik
            Pemerintahaan juda dapat mengambil manfaat dari e-commerce. Satu contoh adalah polk county di florida. Kantor pajak polk county menggunakan layanan online untuk melelang sertifikat pajak bumi dan bangunan pada tahun 2005. Sertifikat pajak adalah cara bagi pemerintah daerah untuk menagih pajak bumi dan bangunan yang belum dibayar. Seorang individu (atau sebuah perusahaan) akan memberikan penawaran untuk properti yang memiliki pajak tertnggak, membayar pajak tersebut, dan menagih pajak dari pemiliknya, plus sejumlah bunga atas pajak yang terutang. Pemerintah daerah akan menentukan kapan pembeli sertifikat dapat mengklaim properti membayar pajak yang belum dibayar dan memenuhi persyaratan sertifikat pajak, maka pemilik akan tetap memiliki propertinya.

6.3 LANGKAH – LANGKAH E-COMMERCE BERIKUTNYA
Perdangangan Bergerak
Perdangangan bergerak (mobile commerce atau m-commerce) adalah penggunaan telepeon seluler dan asisten digital pribadi (personal digital assistant-PDA) untuk melakukan e-commerce nirkabel. Diperkirakan pada tahun 2009 industri ini akan menjadi industri global bernilai S40 miliar per tahun.

Nirkabel Berkelas di Semua Tempat
Hot spot internet nirkabel cukup memadai untuk penggunaan Web umum maupun pribadi, namun memeriksa e-mail di sebuah kedai kopi Starbucks adalah suatu cara yang kurang memadai bagi para profesional bisnis.


Menggunakan Internet
E-commerce tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya jaringan ynag menghubungkan pelanggan dengan organisasi. Awal mula internet dapat ditarik balik hingga thaun 1969, ketika pemerintah AS membuat sutau jaringan yang disebut ARPANET. Usaha –usaha ynag diawali di thuan 1989 mengarah pada apa yang kita kenal hari ini sebagai World Wide Web.

World Wide Web
Pada tahun 1989, Tim Berners-Lee, seorang ilmuwan komputer yang bekerja di CERN, menemukan cara yang lebih baik bagi para fisikawan untuk saling berkomunikasi, ide ini adalah dengan menggunakan hypertext- dokumen elektronik yang saling terkait. Seperti yang diusulkan ole Berners-Lee, para difisikawan akan dapat mengklik  pada kata-kata atau frase-frase yang ditampilkan di layar komputer mereka dan menerima hypertext. Pada pertengahan tahun 1992 dalam bentuk World Wide Web ia juga memungkinkan dikirimkannya hypermedia-multimedia yang terdiri atas teks, grafik, audio, dan video- melalui Worl Wide Web.

6.4 KEBUTUHAN ORGANISASI AKAN KEAMANAN & PENGENDALIAN KEAMANAN INFORMASI
Tujuan Keamanan Informasi
o   Kerahasiaan
o   Ketersediaan
o   Integritas
Manajemen Keamanan Informasi
Pada bentuknya yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri atas empat tahap; mengindentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan; mendefinisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut; menentukan kebijakan keamanan informasi; serta mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risko-risiko tersebut. Manajemen risiko (risk management) dibuat untuk menggambarkan pendekatan ini di mana tingkat keamanan sumber daya informasi perusahaan dibandingkan dengan risiko yang dihadapinya. Tolak ukur keamanan informasi (information security benchmark) adalah tingkat keamanan yang disarankan yang dalam keadaan normal harus menawarkan perlindungan yang cukup terhadap gangguan yang tidak terotorisasi.




6.5 ANCAMAN DAN RISIKO
Ancaman keamanan informasi (information security threat) adalah orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan sumber daya informasi perusahaan.
Ancaman internal dan eksternal
Ancaman internal mencakup bukan hanya karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja, temporer, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis perusahaan tersebut. Ancaman internal diperkirakan mengahasilkan kerusakan yang secara potensi lebih serius jika dibandingkan dengan ancaman eksternal, dikarenakan pengetahuan ancaman internal ynag lebih mendalam akan sistem tersebut.
Tindakan Kecelakan dan Disengaja
Tidak semua ancaman merupakan tindakan disengaja yang dilakukan dengan tujuan mencelakai. Beberapa merupakan kecelakaan,bnyang disebabkan oleh orang-orang di dalam ataupun diluar perusahaan. Sama halnya di mana keamanan informasi harus ditujukan untuk mencegah ancaman yang disengaja, sistem keamanan juga harus mengeliminasi atau mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan ynag disebabkan kecelakaan.
Risiko
Risiko keamanan informasi (information security risk) adalah potensi output yang tidak di harapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh ancaman keamanan informasi. Risiko-risko seperti ini dibagi menjadi empat jenis yaitu;
o   Pengungkapan informasi yang tidak terotorisasi dan pencurian
o   Penggunan yang tidak terotirisasi
o   Penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan
o   Modifikasi yang tidak terotorisasi

6.6 PERSOALAN E-COMMERCE
E-commerce (perdagangan elektronik) telah memperkenalkan suatu permasalahan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perlindungan data, informasi, dan peranti lunak, tapi perlindungan dari pemalsuan kartu kredit.
Kartu Kredit “Sekali Pakai”
Pada September 2000, American Express mengumumkan sebuah kartu kredit “sekali pakai”. Kartu sekali pakai ini bekerja dengan cara berikut: Saat pemegang kartu ingin membeli sesuatu secara online, ia akan memperoleh angka yang acak dari situs Web perusahaan kartu kredit tersebut. Angka inilah, dan bukannya nomor kartu kredit pelanggan tersebut, yang diberikan kepada pedagang e-commerce, yang kemudian melaporkannya ke perusahaan kartu kredit untuk pembayaran.
Masalah e-commerce
               E-commerce dalam pelaksanaannya juga menimbulkan beberapa permasalahan yang umumnya terjadi dan merupakan masalah klasik yang sering di bicarakan,yaitu
1. Hukum yang kurang berkembang dalam bidang e-commerce
Hukum yang kurang berkembang dalam bidang e-commerce juga merupakan salah satu penyebab konsumen merasa ragu-ragu untuk melakukan transaksi pembelian hal ini di karenakan pihak penjual atau Perusahaan tidak memberikan perlindungan/jaminan terhadap konsumen yang melakukan transaksi. Hal ini juga ditunjang dengan belum adanya regulasi yang tepat sasaran yang menjamin system transaksi dalam e-commerce. Dalam hal ini pemerintah sekarang diharapkan lebih proaktif untuk melihat persoalan ini dengan mengembangakan regulasi yang sudah ada agar perlindungan hak – hak konsumen dalam e-commerce dapat terjamin.
2. Keamanan dan kepercayaan
Dalam e-commerce modal awal yang dimilikki oleh pihak penjual dan pembeli adalah kepercayaan dari masing – masing pihak hal ini dikarenakan dalam proses e-commerce umumya kedua belah pihak tidak saling mengenal secara pribadi. Kepercayaan merupakan fondasi yang kuat untuk menentukan sukses atau tidaknya e-commerce kedepan. Sebagai gambaran, suatu survei yang dilakukan di Amerika pada tahun 1999 melaporkan bahwa sekitar 60% pengguna pelayanan online akan keluar dari situs yang dikunjungi (log off) atau berbohong jika ditanya informasi pribadi. Dari kenyataan diatas dapat dilihat bahwa kepercayaan sangat erat hubungannya dengan keamanan konsumen. Dalam kegiatan transaksi e-commerce konsumen yang diminta untuk memberikan data atau informasi pribadi akan merasa takut untuk melakukannya karena adanya rasa ketidakpercayaan kepada pihak penjual, apakah pihak penjual dapat dipercaya untuk melindungi datanya dan dapat menjaga kerahasiaannya. Selainnya itu apakah kedua belah pihak bisa menentukan keabsahan data dan informasi yang diberika masing – masing.

Jika ini persoalannya, kembali lagi kita lihat regulasi apa yang tepat yang harus segera dikembangkan untuk menjawab permasalahan ini yang akhirnya bisa memberikan kekuatan hukum untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat didalam e-commerce.

6.7 MANAJEMEN RESIKO
Risiko dapat dikelola dengan cara mengendalikan atau menghilangkan risiko atau mengurangi dampaknya. Pendefinisian risiko terdiri dari empat langkah :
1.      Identifikasi aset-aset bisnis yang harus dilindungi dari risiko
2.      Menyadari risikonya
3.      Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiok benar-benar terjadi
4.      Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut
Tingkat keparahan dampak dapat diklasifikasikan menjadi dampak yang parah (severe impact), membuat perusahaan bangkrut atau sangat membatasi kemampuan perusahaan tersebut untuk berfungsi; dampak signifikan (significant impact), menyebabkan kerusakan dan biaya yang signifikan, tetapi perusahaan tersebut akan selamat; atau dampak minor (minor impact), menyebabkan kerusakan yng mirip dengan yang terjadi dalam operasional sehari-hari. Baik untuk risiko parah maupun signifikan, analisis kelemahan harus dilaksanakan. Ketika analisis tersebut mengindikasikan kelemahan tingkat tinggi (terdapat kelemahan substansial di dalam system), maka pengendalian harus diimplementasikan untuk mengeliminasi atau mengurangi kelemahan tersebut. Jika kelemahan itu bersifat menengah (terdapat beberapa kelemahan), maka pengendalian sebaiknya diimplementasikan. Jika kelemahan bersifat rendah (system tersebut terkontruksi dengan baik dan beroperasi dengan benar), pengendalian yang ada harus tetap terjaga.
Tingkat dampak dan kelemahan menentukan pengendalian

Dampak Parah
Dampak Signifikan
Dampak Minor
Kelemahan tingkat tinggi
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian.
Melaksanakan analisis kelemahan. Harus meningkatkan pengendalian
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan.
Kelemahan tingkat menengah
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
Melaksanakan analisis kelemahan. Sebaiknya meningkatkan pengendalian.
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan.
Kelemahan tingkat rendah
Melaksanakan analisis kelemahan.
Menjaga pengendalian tetap ketat
Melaksanakan analisis kelemahan.
Menjaga pengendalian tetap ketat
Analisis kelemahan tidak dibutuhkan.

6.8 PENGENDALIAN
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari risiko atau untuk meminimalkan dampak risiko tersebut pada perusahaan jika risiko tersebut terjadi. Pengendalian dibagi menjadi tiga kategori : teknis, formal, dan informal.
A.    Pengendalian Teknis
Pengendalian teknis (technical control) adalah pengendalian yang menjadi satu di dalam system dan dibuat oleh para penyusun system selama masa siklus penyusunan system.
A.1 Pengendalian akses
Dasar untuk keamanan melawan ancaman yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak diotorisasi adalah pengendalian akses, yang dilakukan melalui proses tiga tahap, yaitu:
-          Identifikasi pengguna. Para pengguna mengindentifikasi diri mereka dengan cara memberikan sesuatu yang mereka ketahui, misalnya kata sandi, lokasi pengguna, nomor telepon atau titik masuk jaringan.
-          Otentikasi pengguna. Para pengguna memverifikasi hak akses dengan cara memberikan sesuatu yang mereka miliki, seperti smart card, tanda tangan, suara atau pola suara.
-          Otorisasi pengguna. Mendapatkan otorisasi untuk memasuki tingkat atau derajat penggunaan tertentu, contohnya seorang pengguna dapat mendapatkan otorisasi hanya untuk membaca sebuah rekaman dari suatu file, sementara pengguna yang lain dapat saja memiliki otorisasi untuk melakukan perubahan pada file tersebut.
A.2 Sistem deteksi gangguan
Mengenali upaya pelanggaran keamanan sebelum memiliki kesempatan untuk melakukan perusakan. Contohnya, peranti lunak proteksi virus yang telah terbukti efektif melawan virus yang terkirim melalui e-mail. Peranti lunak tersebut mengidentifikasi pesan pembawa virus dan memperingatkan si pengguna.



A.3 Firewall
Firewall berfungasi sebagai penyaring dan penghalang yang membatasi aliran data ke dan dari perusahaan tersebut dan internet. Konsep di balik firewall adalah dibuatnya suatupengaman untuk semua komputer pada jaringan perusahaan dan bukannya pengaman
untuk masing-masing komputer.

B.     Pengendalian Formal
Pengendalian formal mencakup penentuan cara berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan, dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang berbeda dari panduan yang berlaku. Pengendalian ini bersifat formal karena manajemen menghabiskan banyak waktu untuk menyusunnya, mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan, dan diharapkan untuk berlaku dalam jangka panjang. Terdapat persetujuan universal bahwa supaya pengendalian formal efektif, maka manajemen puncak harus berpartisipasi secara aktif dalam menentukan dan memberlakukannya.
C.    Pengendalian Informal
Pengendalian informal mencakup program-program pelatihan dan edukasi serta program pembangunan manajemen. Pengendalian ini ditujukan untuk menjaga agar para karyawan perusahaan memahami serta mendukung program keamanan tersebut.


Daftar Pustaka
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/30/e-commerce-dan-permasalahannya/
Mc Leod, Raymond & George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. 2008.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar