Jumat, 17 Oktober 2014

PENGEMBANGAN BISNIS/STRATEGI & SOLUSI TEKNOLOGI INFORMASI



PENGEMBANGAN BISNIS/STRATEGI & SOLUSI TEKNOLOGI INFORMASI

7.1 DASAR PERENCANAAN

Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap setimbang.
Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan sistem informasi dikembangkan melalui beberapa lapisan, mulai dari perencanaan, analisa dan perancangan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan bisnis, maka pemisahan antara teknologi informasi dan strategi kompetitif perusahaan semakin tidak terlihat. Hal ini karena seluruh strategi kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi informasi.
Strategi perusahaan berbasis sistem informasi perlu dibuat karena sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat terbatas, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal. Strategi ini juga digunakan untuk meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan karena para kompetitor memiliki sumberdaya teknologi yang sama dan memastikan bahwa aset teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan mapun pengurangan biaya.
Menurut O’Brien (2005), peran strategis sistem informasi dalam organisasi adalah memperbaiki efisiensi operasi, meningkatkan inovasi organisasi dan membangun sumber daya informasi yang strategis. Ketiga peran strategis ini dapat mendukung organisasi dalam meningkatkan keunggulan kompetitif dalam bersaing. Dalam sebuah organisasi non-profit, peran strategis yang dimaksud adalah meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan dan meningkatkan kinerja dalam melakukan aktivitas pelayanan.
Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat pula digunakan untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya sistem informasi, maka perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang karena adanya perubahan orientasi bisnis. Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan menciptakan barriers to entry pada kompetitor karena adanya kerumitan teknologi untuk memasuki persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan kualitas serta kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat menciptakan suatu sistem informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di bidang informasi dan operasi diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan. Sistem informasi secara umum memiliki beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut.




1.      Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis, seperti forecasting, financial advisory, planning expert, dan lain-lain. Selain itu, kehadiran teknologi informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam mengelola resiko yang dihadapi.
2.      Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat empat cara untuk mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni eliminasi proses yang dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih cepat dan praktis, serta otomatisasi proses.
3.      Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Penciptaan value ini tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
4.      Create New Realities
Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan di dunia maya. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan e-commerce, e-loyalty, e-customer, dan lain-lain dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.

Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem informasi. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, peningkatan perencanaan strategis sistem informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen, serta memaksimalkan hasil investasi dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang baik akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk merealisasikan rencana bisnisnya. Dengan demikian, penerapan teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif dalam untuk meningkatkan performa bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh strategi-strategi lain yang diterapkan perusahaan dan selalu memiliki konsekuensi. Empat komponen infrastruktur sistem informasi menjadi kunci strategi sistem informasi.





7.2 TANTANGAN IMPLEMENTASI

Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.

Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut :

1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.

2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.

3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan.
            Alasan mengapa sistem informasi menjadi tantangan manajemen adalah karena keamanan sistem informasi memerlukan sumber organisasi dan manajemen seperti bermacam teknologi. Menyusun kerangka yang baik untuk keamanan dan kontrol meminta keahlian dalam mengimbangi risiko, reward, dan kapabilitas operasional perusahaan.
            Ada banyak teknologi alternatif untuk membantu perusahaan mencapai keamanan dan kontrol, namun dalam disiplin organisasi diminta untuk menggunakan teknologi-teknologi yang tersedia secara efektif. Yaitu mendesain sistem baik diluar kontrol maupun di bawah kontrol, artinya kontrol yang efektif tapi tidak mengecilkan otoritas individu dari menggunakan suatu sistem masih sulit untuk dirancang.


Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut :
1.   Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai bagi perusahaan. Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan menyadari nilai yang kembali (good return) dari investasi sistem informasi tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang paling besar yang dihadapi manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar-benar mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem informasi.

2. Tantangan stratejik bisnis
- Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai bisnis yang penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau gagal untuk menghargai aset komplemen yang diperlukan agar dapat menggunakan aset teknologi mereka untuk bekerja.
- Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat dari kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan teknologi.
- Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI, menyadarai produktivitas yang asli, dan agar berdaya saing serta efektif, maka organisasi perlu melakukan desain ulang. Merekan harus membuat perubahan fundamental dan perilaku pengelolaan (manajer), membangun model bisnis, menghilangkangkan peraturan krja yang kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis dan struktur organisasi yang modelnya tidak efisien.

3. Tantangan globalisasi
- Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan timbulnya ekonomi global memerlukan sistem informasi yang mendukung produksi dan menjual produk di berbagai negara yang berbeda.
- Untuk membangun sistem informasi yang multinasional dan terintegrasi, maka bisnis harus membangun standar global hardware, software dan komunikasi, menciptakan akuntansi dan struktur laporan yang antar budaya serta mendesain proses bisnis transnasional.

4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi
- Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal, sistem informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka yang merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya.
- Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas berat yang khusus, banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau teknologi dan sistem informasi mereka.

5. Tantangan tanggungjawab dan pengawasan: etika dan pengawasan.
- Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan dan efisiensi yang besar, mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial dan etis baru, seperti ancaman ke individual privacy dan hak kepemilikan intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan komputer, kejahatan komputer dan eliminasi pekerjaan.
- Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah membuat keputusan terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif dari sistem informasi sampai ke yang negatif.


Solusi
Salah satu hal yang harus jelas: keamanan dan kendali harus menjadi suatu prioritas yang lebih tegas dan investasi akan sistem informasi lebih ditekankan secara keseluruhan pada proses perencanaan organisasi. Mengkoordinasi dan merencanakan keamanan perusahaan secara keseluruhan dalam perencanaan bisnis menunjukkan bahwa keamanan itu sama pentingnya bagi kesuksesan dari bisnis seperti semua fungsi bisnis yang lain. Dukungan dan komitmen dari manajemen puncak diperlukan untuk menunjukkan bahwa keamanan adalah prioritas dari perusahaan dan penting bagi semua aspek dari bisnis tersebut.
Keamanan dan kendali tidak pernah menjadi prioritas utama, kecuali jika ada kesadaran akan pentingnya keamanan dari perusahaan.


7.3 Mengembangkan Sistem Bisnis

Pengembangan Sistem Informasi (SI)
Ketika pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut pengembangan sistem informasi (information systems development) atau pengembangan aplikasi ( application development). Bagian ini akan menunjukkan bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).

Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem (system approach) untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem untuk merumuskan masalah dan peluang serta mengembangkan solusi. Menganalisis masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di bawah ini :
1.      Kenali dan rumuskan masalah atau peluang dengan menggunakan pemikiran sistem
2.      Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3.      Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4.      Desain solusi sistem yang dipilih.
5.      Implementasikan dan evaluasi kesuksessan sistem yang telah didesain.

Siklus Pengembangan Sistem
Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus pengembangan sistem informasi (information systems development cycle), yang juga dikenal sebagai siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle - SDLC). Ada tiap langkah dalam proses ini yang mencakup langkah :
1.      Investigasi
2.      Analisis
3.      Desain
4.      Implementasi
5.      pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktivitas yang terlibat sangat berhubungan satu sama lain dan saling terkait. Oleh karena itu, pada praktiknya, beberapa aktivitas pengembangan bisa muncul pada saat bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari proyek pengembangan bisa jadi pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.


 



































Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup pendekatan pembuatan prototipe. Pembuatan prototipe (prototyping)adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja, atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe membuat proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk proyek di mana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Karena itulah, pembuatan prototipe terkadang disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design – RAD). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan mempercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap, yang disebut juga pengembangan sistem yang lincah ( agile systems development – ASD).


 


























Proses Pembuatan Prototipe
Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil. Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai akhir dikembangkan secar cepat dengan menggunakan berbagai alat software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima.
Contoh proses pengembangan sistem berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis
·         Tim. Beberapa pemakai akhir dan pengembang SI membentuk tim untuk mengembangkan aplikasi bisnis.
·         Skematis. Desain skematis prototipe awal dikembangkan.
·         Presentasi. Beberapa koneksi rutin dan layar disajikan ke pemakai.
·         Prototipe. Skematis diubah menjadi prototipe tunjuk dan klik sederhana dengan menggunakan alat pembuat prototipe .
·         Tanggapan (feedback). Setelah tim menerima tanggapan dari pemakai, prototipe diulangi .
·         Konsultasi. Konsultasi dilakukan dengan konsultan TI untuk mengidentifikasi perbaikan potensial dan kesesuaian dengan standar yang ada .
·         Penyelesaian. Prototipe dikonversi menjadi aplikasi akhir.
·         Penerimaan. Para pemakai meninjau dan menerima sistem bisnis yang baru.
·         Instalasi. Software bisnis yang baru diinstal pada server jaringan.

Memulai Proses Pengembangan Sistem
Tahap investigasi sistem merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan sistem. Tahap inidapat melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses perencanaan bisnis/ IT. Tahap investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang diidentifikasi proses perencanaan.

Analisis Sistem
Jika ingin mengembangkan aplikasi baru secepatnya atau dilibatkan dalam poyek jangka panjang, perlu melakukan beberapa aktivitas dasar analisis sistem. Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai :
1.      Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti diri sendiri
2.      Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini digunakan.
3.      Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin menggunakan sistem ini.

·         Analisis Organisasional
Analisis organisasional merupakan langkah pertama yang penting dilakukan dalam analisis sistem. Anggota tim pengembangan harus mengetahui tentang organisasinya, struktur manajemennya, orang-orangnya, aktivitas bisnisnya, sistem lingkungan yang terkait, dan sistem informasi baru. Anggota tim harus mengetahui informasi ini secara lebih rinci untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang akan terpengaruh oleh sistem informasi yang baru atau yang lebih baik yang diusulkan.



·         Analisis Sistem yang Ada
Sebelum mendesain sistem baru, perlu mempelajari sistem yang akan ditingkatkan atau diganti (jika ada). Juga diperlukan menganalisis bagaimana sistem ini menggunakan hardware, software, jaringan, dan sumber daya manusia untuk mengubah sumber data, sepert data tansaksi ke produk transaksi ke produk informasi, seperti laporan dan tampilan. Kemudian mendokumentasi bagaimana aktivitas sistem informasi input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian dilaksanakan.

·         Analisis Persyaratan Fungsional
Langkah analisis sistem ini adalah satu dari yang paling sulit dalam menentukan kebutuhan informasi bisnis khusus. Misalnya :
1.       Pertama perlu menentukan jenis informasi apa yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas bisnis (bagaimana formatnya, volumenya, dan frekuensinya serta waktu responsnya).
2.      Kedua, harus mencoba menentukan kemampuan pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas sistem (input, pemrosesan, penyimpanan, output, pengendalian) untuk memenuhi kebutuhan informasi.
3.      Harus mencoba mengembangkan persyaratan fungsional. Persyaratan fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak berkaitan dengan hardware, software, jaringan, data, dan sumber daya manusia yang saat ini digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunakan dalam sistem yang baru.

Desain Sistem
            Analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
·         Desain Interface Pemakai
Desain interface pemakai merupakan komponen sistem yang terdekat dengan pemakai alhir bisnis, dan hal yang paling dapat membantu desain. Aktifitas desain interface pemakai berfokus pada dukungan interaksi antara pemakai akhir dan aplikasi berbasis komputer. Para perancang memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input dan output pemakai, seperti halaman Web intranet dan internet yang mudah digunakan.
·         Spesifikasi Sistem
Spesifikasi sistem memformulasikan desain metode interface pemakai dan produk aplikasi, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.

Pengembangan Pemakai Akhir
            Pada pengemabangan pemakai akhir (end user development), praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementara anda melakukan pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang – kadang staf dari konsultan pemakai dan pemakai akhir lainnya siap membantu anda dalam usaha pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan penggunaan paket aplikasi, pemilihan hardware dan software, dampingan untuk mendapat akses ke database organisasi dan ada dampingan dalam menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang dibutuhkan.
·         Fokus Aktivitas SI
Perlu diingat bahwa pengembangan pemakai terakhir harus berfokus pada aktivitas dasar dari sistem informasi yaitu input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian.
Dalam menganalisa aplikasi potensial, pertama – tama harus berfokus pada output yang akan dihasilkan oleh aplikasi. Kemudian harus memeriksa persyaratan pemrosesan (processing).
Jika kemungkinan akan menemukan bahwa output yang diinginkan tidak bisa diproduksi dari input yang ada, maka harus melakukan penyesuaian pada output yang diinginkan atau mencari sumber tambahan data input, termasuk data yang disimpan dalam file dan database dari sumber eksternal. Komponen penyimpanan (storage) akan bervariasi sesuai kepentingan aplikasi pemakai akhir.
Keperluan pengukuran pengendalian (control) untuk aplikasi pemakai akhir sangat bervariasi bergantung pada ruang lingkup dan durasi aplikasi, jumlah dan sifat alami pemakai aplikasi, dan sifat alami dati data yang terlibat. Sebagai contoh, pengukuran pengendalian diperlukan agar terlindung dari hilangnya data secara mendadak atau kerusakan file pemakai akhir. Perlindungan yang paling dasar untuk menjaga dari hilangnya data ialah dengan membuat salinan dari file aplikasi secara berturut – turut dan sistematis.

·         Melakukan Pengembangan Pemakai Akhir
Dalam pengembangan pemakai akhir, anda dan praktisi bisnis lainnya dapat mengembangkan cara baru atau cara yang lebih baik untuk melakukan tugas anda tanpa keterlibatan langsung dari ahli SI. Kemampuan pengembangan aplikasi yang dibangun pada berbagai paket software pemakai akhir telah menjadikanya lebih mudah digunakan bagi banyak pemakai untuk mengembangkan solusi berbasis komputer.


7.4 PENGIMPLEMENTASIAN SISTEM BISNIS

7.4.1 Implementasi
            Setelah sistem informasi yang baru dirancang, sistem tersebut harus diimplementasikan sebagai sistem kerja, dan dipelihara agar dapat berjalan dengan baik. Proses implementasi yang akan kita bahas dalam bagian ini adalahkelanjutan dari tahap investigasi, analisis, dan desain siklus pengembangan sistem. Implementasi adalah langkah yang vital dalam pengembangan teknologi informasi untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
           


7.4.1.1 Menganalisis InterContinental Hotels, Del Taco, dan Cardinal Health.
            Dalam kasus ini menunjukkan beberapa tantangan dan strategi yang terlibat dalam pengelolahan dan pembaruan sistem bisnis inti. Bagi InterContinental Hotels, hal ini mencakup instalasi sistem reservasi pusat yang baru dan sistem manajemen operasional lokal untuk 3200 hotel. Strategi InterContinental Hotels mencakup keterlibatan penuh dari pemakai, penyewa subkontraktor untuk menyebarkan sistem yang baru di hotel dan melaksanakan pelatihan, dan memperkerjakan manajer proyek yang berbakat.
7.4.2 Mengimplementasikan Sistem Baru
            Gambar umum proses implementasi


Text Box: Aktivitas Implementasi
 
Text Box: Pembelian Hardware, Software, dan LayananText Box: Pengembangan atau Modifikasi SoftwareText Box: Konfersi DataText Box: Pelatihan Pemakai AkhirText Box: Konversi :
1. Paralel
2. Percontohan
3. Bertahap
4. Langsung
                                                                       











Dari gambar di atas mengilustrasikan bahwa tahap implementasi sistem melibatkan pemerolehan hardware dan software, pengembangan software, pengujian program dan prosedur, konversi sumber data, dan berbagai alternatif konversi. Hal ini juga melibatkan pelatihan dan pendidikan pemakai akhir dan para ahli yang akan menjalankan sistem yang baru tersebut.
            Implementasi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sitem yang baru dikembangkan, karena meskipun mesin tersebut didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagaljika tidak diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi biasanya memerlukan usaha manajemen proyek dari para manajer unit bisnis.

7.4.3 Mengevaluasi Hardware, Software, dan Layanan
            Perusahaan besar dapat meminta pemasok untuk menyajikan tawaran dan proposal berdasarkan spesifikasi sistem yang dikembangkan pada saat tahap desain pengembangan sistem.Karakteristik minimum untuk kinerja dan fisik semua hardware dan software ditentukan dengan membuat daftarnya dalam dokumen yang disebut permintaan proposal  (Request For Proposal – REF) atau (Request For Quotation – RFQ) permintaan daftar harga. Kemudian mereka mengirim REF atau RFQ ke pemasok yang sesuai, yang menggunakannya sebagai dasar untuk menyiapkan usulan persetujuan pembelian.
            Perusahaan besar sering mengevaluasi hardware dan software yang diusulkan dengan meminta pemprosesan program pengujian benchmark khusus dan data pengujian. Benchmarking mensimulasi pemprosesan pekerjaan khusus dibeberapa komputer dan mengevaluasi kinerjanya. Kemudian pemakai dapat mengevaluasi hasil penguji untuk menentukan alat hardware atau paket software mana yang menampilkan karakteristik kinerja terbaik.
            7.4.3.1 Faktor Evaluasi Hardware
            Ketika mengevaluasi hardware yang dibutuhkan oleh aplikasi bisnis yang baru, anda harus meneliti karakteristik kinerja dan fisik tertentu untuk setiap sistem komputer atau komponen periferal yang dibutuhkan.
            Perhatikan, bahwa banyak hal lagi yang harus dievaluasi mengenai hardware daripada menentukan alat komputasi yang tercepat dan termurah. Misalnya, pertanyaan mengenai keusangan harus diajukan dengan membuat evaluasi teknologi. Faktor ergonomi juga sangat penting. Faktor-faktor ergonomi memastikan bahwa software dan hardware komputer ramah pakai, yang artinya aman, nyaman, dan mudah digunakan. Konektivitas adalah faktor evaluasi yang juga sangat penting, karena banyak teknologi jaringan dna alternatif bandwith yang tersedia untuk menghubungkan sistem komputer ke jaringan internet, internet dan eksternet.
            7.4.3.2 Faktor Evaluasi Software
            Anda juga harus mengevaluasi software menurut banyak faktor yang mirip dengan yang digunakan untuk evaluasi hardware. Jadi, faktor-faktor kinerja, biaya, keandalan, ketersediaan, kompatibilitas, modularisasi, teknologi, ergonomi, dan pendukung harus digunakan untuk mengevaluasi akuisisi software yang diusulkan. Akan tetapi selain tu, faktor-faktor evaluasi software juga harus dipertimbangkan. Misalnya, beberapa paket software sangat lambat, sulit digunakan, dipenuhi dengan kecacatan, atau didokumentasikan dengan buruk. Paket tersebut bukan pilihan yang baik, meskipun ditawarkan dengan harga yang menarik.
            7.4.3.3 Evaluasi Layanan SI
            Ebanyakan pemasok produk hardware dan software dan banyak perusahaan lainnya menawarkan berbagai layanan SI ke pemakai akhir dan organisasi. Contohnya dampingan dalam pengembangan situs WEB perusahaan, instalasi atau konversi hardware dan software baru, pelatihan karyawan, dan pemelihara hardware. Beberapa dari layanan ini disediakan gratis oleh produsen hardware dan pemasok software.
            Jenis-jenis lain dari layanan SI yang dibutuhkan oleh bisnis dapat melakukan outsourcing ke perusahaan luar dengan harga yang dinegosiasikan. Misalnya, integrator sistem mengamil ahli seluruh tanggung jawab atas fasilitas komputer perusahaan ketika organisasi melakukan outsourcing untuk operasional komputernya. Mereka juga dapat juga memiliki tanggung jawab untuk menggembangkan dan mengimplementasikan proyak pengembangan sistem yang besar yang melibatkan banyak pemasok subkontraktor.

7.4.4 Aktivitas Implementasi Lainnya
            Pengujian, konversi data, dokumentasi, dan pelatihan adalah kunci utama agar implementasi sistem bisnis yang baru dapat berhasil.

7.4.4.1 Pengujian
Pengujian sistem dapat melibatkan pengujian dan debugging software, pengujian kinerja situs WEB, dan pengujian hardware baru. Bagian penting dari pengujian adalah peninjauan tampilan, laporan dan output lainnya dari prototipe. Prototipe harus ditinjau oleh pemakai akhir dari sistem tersebut untuk mengetahui kemungkinan kesalahan. Tentu saja, pengujian seharusnya tidak hanya terjadi selama tahap implementasi sistem, namun selama seluruh proses pengembangan sistem. Misalnya anda dapat memeriksa dan mengkritik dokumen input, tampilan layar, dan prosedur pemrosesan dari prototipe selama tahap desain sistem. Pengujian pemakai akhir dengan segera merupakan salah satu manfaat dari proses pembuatan prototipe.
7.4.4.2 Konversi Data
Saat ini, implementasi sistem informasi baru bagi banyak organisasi sering melibatkan penggantian software, database, dan sistem yang lama. Salah satu aktivitas implementasi yang paling penting yang dibutuhkan ketika menginstal software baru dalam kasus ini disebut Konversi Data. Misalnya, penginstalan paket software yang baru dapat memerlukan konversi elemen data didata base yang dipengaruhi oleh aplikasi yang baru ke dalam format data yang baru. Aktivitas konversi data lainnya yang biasanya dibutuhkan mencakup koreksi data yang tidak tepat, penyaringan data yang tidak diinginkan, konsolidasi data dari beberapa database, dan pengaturan data ke dalam format data yang baru, seperti database, data-mart, dan gudang data.
7.4.4.3 Dokumentasi
Pengembangan dokumentasi pemakai merupakan bagian yang penting dalam proses implementasi. Layar tampilan entry data, formulir, dan laporan adalah contoh-contoh dokumentasi. Ketika metode rekayasa sistem berbantuan komputer digunakan, dokumentasi dapat diciptakan dan diubah dengan mudah karena disimpan dan dapat diakses dengan menggunakan disket di tempat penyimpanan sistem. Dokumentasi merupakan metode komunikasi antar orang-orang yang bertanggung jawab untuk menggembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis komputer. Dokumentasi sangat penting dalam mengdiagnosis kesalahan dan membuat perubahan, khususnya jika pemakai akhir atau analisis sistem yang mengembangkan suatu sistem tidak lagi berkerja di organisasi tersebut.
7.4.4.4 Pelatihan
Pelatihan merupakan aktivitas implementasi yang vital. Personel SI, seperti konsultan pemakai, harus memastikan bahwa para pemakai akhir terlatih untuk menjalankan sistem bisnis yang baru atau implementasinya akan gagal. Pelatihan dapat melibatkan hanya aktivitas entri data, atau juga dapat melibatkan semua aspek dari pengguna sistem yang baru tersebut. Selain itu, manajer dan pemakai akhir harus dididik mengenai dampak teknologi yang baru terhadap manajemen dan operasional binis perusahaan.
7.4.4.5 Metode Konversi
Operasi awal dari sistem bisnis yang baru, dapat menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses konversi dari penggunaan sistem yang ada saat ini ke oprasi aplikasi yang baru atau yang lebih baik. Metode konversi dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru ke dalam organisasi.

 Ada 4 bentuk utama dari konversi sistem, yang mencakup :
1.      Konversi Paralel
2.      Konversi Bertahap
3.      Konversi Percontohan
4.      Konversi Langsung
7.4.4.6 Pemeliharaan SI
Setelah sistem diimplementasikan secara penuh dan digunakan dalam operasional bisnis, fungsi pemeliharaan dimulai. Pemeliharaan sistem adalah pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk menghasilkan perbaikan yang lebih diinginkan atau perlu. Misalnya, implementasi sistem yang baru biasanya menghasilkan fenomena yang disebut kurva belajar.
Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah dibentuk karena perubahaan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis. Misalnya, peraturan pajak yang baru, penyusunan ulang organissasi perusahaan, dan inisiatif e-business dan e-commerce yang baru dapat memerlukan perubahan besar terhadap sistem bisnis yang ada saat ini.
7.4.5 Mengelolah Perubahan Organisasional
            Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan utama dalam dimensi organisasi kunsi seperti proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan hubungan diantara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem informasi bisnis yang baru.
            7.4.5.1 Keterlibatan dan Resistensi Pemakai Akhir
            Bagaimana pun kita melakukan sesuatu, pasti ada resistensi dari orang-orang yang mengalaminya. Misalnya, implementasi teknologi pendukung kerja yang baru dapat membuat para karyawan ketakutan dan resisten terhadap perubahan tersebut. Salah satu kunvi untuk menyelesaikan masalah resistensi pemakai akhir terhadap teknologi informasi yang baru adalah pendidikan dan pelatihan yang memadahi. Bahkan yang lebih penting lagi adalah keterlibatan pemakaian akhir dalam perubahan organisasi, dan dalam pengembangan sistem informasi yang baru.
7.4.6 Manajemen Perubahan
            Orang adalah fokus utama dari manajemen perubahan organisasi. Ini mencakup aktivitas seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi penghargaan atas kinerja. Demikian juga halnya dengan desain program untuk merekrut dan melatih karyawan dalam kompetensi inti yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang terus berubah. Manajemen perubahan juga melibatkan analisis dan definisi semua perubahan yang dihadapi oleh organisasi, dan mengembangkan program untuk mengurangi resiko dan biaya, serta memaksimalkan manfaat perubahan.
            Beberapa taktik utama yang direkomendasikan oleh para ahli perubahan adalah :
1.      Libatkan orang sebanyak mungkin dalam perencanaan bisnis/TI dan pengembangan aplikasi.
2.      Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.
3.      Beritahukan kesetiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu sesering mungkin, sebaiknya secara pribadi.
4.      Berikan insentif keuangan dan pengakuan.
5.      Bekerjalah didalam budaya perusahaan, bukan disekitarnya.






DAFTAR PUSTAKA

O’Brien, James A. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta. 2005.
Loudon JP. Sistem Informasi Majemen, Jakarta, 2007
O’Brien JA. 2005. Introduction to Information System 12th ed. Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.
Falahah, Dhewanto Wawan , ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
Noviyanto. 2010. Konsep-konsep dasar sistem informasi dalam bisnis. http://viyan.staff.gunadarma.ac.id. [25 Desember 2010]